ABSTRAKSI
Tujuan
dari pembahasan ini adalah untuk memberikan wawasan kepada pembaca tentang apa
itu sampah dan bagaimana cara pengolahannya. Seperti kita ketahui, banyaknya
sampah saat ini sudah menjadi perbincangan. Sehingga salah satu organisasi/perusahaan
sekarang ini memanfaatkan pengolagan sampah untuk menjalankan bisnisnya saat
ini.
Sebelum
memulai mengolah sampah, sebaiknya kita mengerti dan memahami bagaimana cara
pengolahan tersebut, factor terpenting dalam mengolah sampah adalah bagaimana
cara agar mengolah limbah sampah tersebut tidak akan mencemari lingkungan.
Maka
dari itu, kita dapat bersaing pada dunia saat ini, bagaimana memanfaatkan
sampah menjadi uang.
Kata kunci : apa itu sampah,
pengolahan sampah.
BAB
1
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Sampah
pada dasarnya merupakan suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari suatu
sumber hasil aktivitas manusia maupun proses-proses alam yang tidak mempunyai
nilai ekonomi, bahkan dapat mempunyai nilai yang negatif karena dalam penanganannya,
baik untuk membuang atau membersihkannya memerlukan biaya yang cukup besar.
Sampah
dan pengelolaannya kini menjadi masalah yang kian mendesak di kotakota di
Indonesia, sebab apabila tidak dilakukan penan.ganan yang baik akan
mengakibatkan terjadinya perubahan keseimbangan lingkungan yang merugikan atau
tidak diharapkan sehingga dapat mencemari lingkungan, baik terhadap tanah, air
dan udara. Oleh karena itu untuk mengatasi masalah pencemaran tersebut
diperlukan penanganan dan pengendalian terhadap sampah. Penanganan dan
pengendalian akan menjadi semakin kompieks dan rumit dengan semakin kompleksnya
jenis maupun kompisisi dari sampah sejalan dengan majunya kebudayaan. Oieh
karena itu penanganan sampah di perkotaan relatif lebih dibanding sampah di desa-desa.
Masalah
yang sering muncul dalam penanganan sampah kota adalah masalah biaya
operasional yang tinggi dan semakin sulitnya ruang yang pantas untuk
pembuangan. Sebagai akibat biaya operasional yang tinggi, kebanyakan kotakota
di Indonesia hanya mampu mengumpulkan dan membuang sekitar 60% dari seluruh
produksi sampahnya. Dari 60% ini, sebagian besar ditangani dan dibuang dengan
cara yang tidak saniter, boros dan mencemari.
Untuk
mendapatkan tingkat efektifitas dan efisiensi yang tinggi dalam penanganan
sampah di kota, maka dalam pengelolaannya harus cukup layak diterapkan yang
sekaligus disertai upaya pemanfaatannya sehingga diharapkan mempunyai
keuntungan berupa nilai tambah. Untuk mencapai hal tersebut, maka perlu
pemilihan cara clan teknologi yang tepat, perlu partisipasi aktif dari
masyarakat dari mana sumber samaph berasal clan mungkin perlu dilakukan
kerjasama antar lembaga pemerintah yang terkait. Disamping itu juga perlu aspek
legal untuk dijadikan pedoman berupa peraturan¬peraturan mengenai lingkungan demi menanggulangi
pencemaran lingkungan yang diakibatkan oleh sampah.
1.2 Ruang
Lingkup
Pada
paper ini akan membahas tentang apa itu sampah, kelebihan dan kekurangan
mengolah sampah pada lingkungan.
1.3 Tujuan
dan Manfaat
Tujuan
dari paper ini yaitu untuk memberikan pengetahuan tentang sampah dan
pengolahannya dalam dunia bisnis.
Adapun
manfaat dalam paper ini yakni kita bisa mengetahui bahwa dengan mengolah sampah
kita dapat berbisnis dengan mengolah sampah.
Program pengelolaan sampah sengaja dilakukan oleh pemerintah guna
mengurangi tumpukan sampah yang semakin hari semakin bertambah. Berbagai upaya
pun dilakukan untuk mencapai program ini diantaranya adalah pengangkutan,
proses daur ulang dan pemisahan jenis sampah. Dengan dilakukannya berbagai
kegiatan tersebut maka setidaknya dapat mengurangi timbunan sampah yag bisa
menimbulkan gangguan kesehatan.
Seperti yang kita ketahui jika sampah yang membusuk dan sudah menimbulkan bau yang tidak sedap tandanya dalam sampah tersebut sudah terdapat banyak kuman. Jika sampah tersebut dihinggapi lalat kemudian lalatnya menempel pada makanan yang sedang kita makan tentu saja kita akan terkena penyakit yang berasal dari sampah tersebut. Oleh karena itu kegiatan pengolahan sisa-sisa kegiatan produksi ini terus digencarkan guna mencegah terjadinya hal-hal yang demikian.
Dalam menjalankan programnya kegiatan ini tentu saja memiliki tujuan yang pasti. Tujuan utama dari kegiatan pengolahan sampah diantaranya adalah mengubah sampah yang tadinya tidak memiliki nilai sama sekali menjadi bernilai. Contohnya dengan cara mendaur ulang sampah seperti sampah plastik menjadi barang yang mempunyai nilai guna yang tinggi. Tujuan berikutnya adalah untuk mengolah sampah agar menjadi material yang tidak membahayakan bagi lingkungan hidup.
Metode pengolahan sampah mulai dari yang sederhana bisa anda coba lakukan sendiri di rumah. Misalnya anda mencoba memisahkan sampah organik dengan sampah lainnya sehingga dapat dimanfaatkan kembali. Sampah organik bisa anda gunakan untuk membuat pupuk kompos sehingga dapat menyuburkan tanaman yang ada di sekitar rumah anda. Sedangkan untuk sampah lainnya yang terdiri dari plastik atau yang lainnya anda bisa menimbun atau membakarnya agar tidak menimbulkan timbunan sampah.
Seperti yang kita ketahui jika sampah yang membusuk dan sudah menimbulkan bau yang tidak sedap tandanya dalam sampah tersebut sudah terdapat banyak kuman. Jika sampah tersebut dihinggapi lalat kemudian lalatnya menempel pada makanan yang sedang kita makan tentu saja kita akan terkena penyakit yang berasal dari sampah tersebut. Oleh karena itu kegiatan pengolahan sisa-sisa kegiatan produksi ini terus digencarkan guna mencegah terjadinya hal-hal yang demikian.
Dalam menjalankan programnya kegiatan ini tentu saja memiliki tujuan yang pasti. Tujuan utama dari kegiatan pengolahan sampah diantaranya adalah mengubah sampah yang tadinya tidak memiliki nilai sama sekali menjadi bernilai. Contohnya dengan cara mendaur ulang sampah seperti sampah plastik menjadi barang yang mempunyai nilai guna yang tinggi. Tujuan berikutnya adalah untuk mengolah sampah agar menjadi material yang tidak membahayakan bagi lingkungan hidup.
Metode pengolahan sampah mulai dari yang sederhana bisa anda coba lakukan sendiri di rumah. Misalnya anda mencoba memisahkan sampah organik dengan sampah lainnya sehingga dapat dimanfaatkan kembali. Sampah organik bisa anda gunakan untuk membuat pupuk kompos sehingga dapat menyuburkan tanaman yang ada di sekitar rumah anda. Sedangkan untuk sampah lainnya yang terdiri dari plastik atau yang lainnya anda bisa menimbun atau membakarnya agar tidak menimbulkan timbunan sampah.
1.4
Metodologi
1. Dapat
memberikan gambaran yang jelas apa itu sampah.
2. Dapat
memberikan bagaimana cara pengolahan sampah.
BAB
2
LANDASAN
TEORI
A. Pengertian Sampah
Sampah
adalah barang yang dianggap sudah tidak terpakai dan dibuang oleh
pemilik/pemakai sebelumnya, tetapi masih bisa dipakai kalau dikelola dengan
prosedur yang benar.Menurut kamus istilah lingkungan,sampah adalah bahan yang
tidak mempunyai nilai atau tidak berharga untuk maksud biasa atau utama dalam
pembikinan atau pemkaian barang rusak atau bercatat dalam pembikinan manufaktur
atau materi berkelebihan atau di tolak atau buangan.Sedangkan kata bapak
Dr.Tandjung,M.sc,sampah adalah sesuatu yang tidak berguna lagi,di buang oleh
pemiliknya atau pemakai semula.
Penumpukan
sampah disebabkan oleh beberapa factor, diantaranya adalah volume sampah yang
sangat besar sehingga malebihi kapasitas daya tampung tempat pembuangan sampah
akhir (TPA), pengelolaan sampah dirasakan tidak memberikan dampak positif
kepada lingkungan, dan kuranganya dukungan kebijakan dari pemerintah, terutama
dalam memanfaatkan produk sampingan dari sampah yang menyebabkan tertumpuknya
produk tersebut di tempat pembuangan akhir (TPA).
Permasalahan
sampah merupakan hal yang krusial. Bahkan, dapat diartikan sebagai masalah
kultural karena dampaknya mengenai berbagai sisi kehidupan, terutama di kota
besar. Berdasarkan perkiraan,volume sampah yang di hasilkan oleh manusia
rata-rata sekitar 0,5 kg/perkapita/hari,sehingga untuk kota besar seperti
Jakarta yang memiliki penduduk sekitar 10 juta orang menghasilkan sampah
sekitar 5000 ton/hari. Bila tidak cepat ditangani secara benar, maka kota-kota
besar tersebut akan tenggelam dalam timbunan sampah berbarengan dengan segala
dampak negatif yang ditimbulkannya seperti pencemaran air, udara, tanah, dan
sumber penyakit.
Pada
pengolahan sampah tidak ada teknologi tanpa meninggalkan sisa. Oleh sebab itu,
pengolahan sampah membutuhkan lahan sebagai tempat pembuangan akhir (TPA).
Sampah
sebagai barang yang memiliki nilai tidak seharusnya diperlakukan sebagai barang
yang menjijikan, melainkan harus dapat dimanfaatkan sebagai bahan mentah atau
bahan yang berguna lainnya.Pengolahan sampah harus dilakukan dengan efisien dan
efektif, yaitu sedekat mungkin dengan sumbernya, seperti RT/RW, sekolah, rumah
tangga sehingga jumlah sampah dapat dikurangi.
Pengelolaan
sampah diantaranya dapat dimanfaatkan menjadi pupuk cair organik yang
didalamnya terkandung unsur hara yang dibutuhkan tanaman, perbaikan struktur
tanah dan zat yang dapat mengurangi bakteri yang merugikan dalam tanah. Pupuk
organik biasanya tidak meninggalkan residu / sisa dalam tanaman sehingga hasil
tanaman akan aman bila dikonsumsi.
B. Jenis-Jenis Sampah
v
Berdasarkan sumbernya
1. Sampah alam
Sampah
yang diproduksi di kehidupan liar diintegrasikan melalui proses daur ulang
alami,seperti halnya daun-daunan kering di hutan yang terurai menjaditanah . Di
luar kehidupan liar, sampah-sampah ini dapat menjadi masalah, misalnya
daun-daun kering di lingkungan pemukiman.
2. Sampah manusia
Sampah
manusia adalah istilah yang biasa digunakan terhadap hasil-hasil pencernaan
manusia, seperti feses dan urin. Sampah manusia dapat menjadi bahaya serius
bagi kesehatan karena dapat digunakan sebagai vektor(sarana perkembangan)
penyakit yang disebabkanvirus dan bakteri. Salah satu perkembangan utama pada
dialektika manusia adalah pengurangan penularan penyakit melalui sampah manusia
dengan cara hidup yang higenis dansanitasi. Termasuk didalamnya adalah
perkembangan teori penyaluran pipa (plumbing). Sampah manusia dapat dikurangi
dan dipakai ulang misalnya melalui sistem urinoir tanpa air.
3. Sampah konsumsi
Sampah
konsumsi merupakan sampah yang dihasilkan oleh (manusia) pengguna barang,
dengan kata lain adalah sampah-sampah yang dibuang ke tempat sampah. Ini adalah
sampah yang umum dipikirkan manusia. Meskipun demikian, jumlah sampah kategori
ini pun masih jauh lebih kecil dibandingkan sampah-sampah yang dihasilkan dari
proses pertambangan dan industri.
v Berdasarkan sifatnya
1. Sampah organic (degradable)
Sampah
Organik, yaitu sampah yang mudah membusuk seperti sisa makanan, sayuran,
daun-daun kering, dan sebagainya. Sampah ini dapat diolah lebih lanjut menjadi
kompos.
2. Sampah anorganik (undegradable)
Sampah
Anorganik, yaitu sampah yang tidak mudah membusuk, seperti plastik wadah
pembungkus makanan, kertas, plastik mainan, botol dan gelas minuman, kaleng,
kayu, dan sebagainya. Sampah ini dapat dijadikan sampah komersil atau sampah
yang laku dijual untuk dijadikan produk laiannya. Beberapa sampah anorganik
yang dapat dijual adalah plastik wadah pembungkus makanan, botol dan gelas
bekas minuman, kaleng, kaca, dan kertas, baik kertas koran, HVS, maupun karton.
v
Berdasarkan bentuknya
1. Sampah padat
Sampah
padat adalah segala bahan buangan selain kotoran manusia, urine dan sampah
cair. Dapat berupa sampah rumah tangga: sampah dapur, sampah kebun, plastik,
metal, gelas dan lain-lain. Menurut bahannya sampah ini dikelompokkan menjadi
sampah organik dan sampah anorganik. Sampah organik Merupakan sampah yang
berasal dari barang yang mengandung bahan-bahan organik, seperti sisa-sisa
sayuran, hewan, kertas, potongan-potongan kayu dari peralatan rumah tangga,
potongan-potongan ranting, rumput pada waktu pembersihan kebun dan sebagainya.
Berdasarkan
kemampuan diurai oleh alam (biodegradability), maka dapat dibagi lagi menjadi:
· Biodegradable: yaitu sampah yang dapat
diuraikan secara sempurna oleh proses biologi baik aerob atau anaerob, seperti:
sampah dapur, sisa-sisa hewan, sampah pertanian dan perkebunan.
· Non-biodegradable: yaitu sampah yang
tidak bisa diuraikan oleh proses biologi.
Dapat
dibagi lagi menjadi:
Recyclable:
sampah yang dapat diolah dan digunakan kembali karena memiliki nilai secara
ekonomi seperti plastik, kertas, pakaian dan lain-lain.
Non-recyclable:
sampah yang tidak memiliki nilai ekonomi dan tidak dapat diolah atau diubah
kembali seperti tetra packs, carbon paper, thermo coal dan lain-lain.
2. Sampah cair
Sampah
cair adalah bahan cairan yang telah digunakan dan tidak diperlukan kembali dan
dibuang ke tempat pembuangan sampah.
Limbah
hitam: sampah cair yang dihasilkan dari toilet. Sampah ini mengandung patogen
yang berbahaya.
Limbah
rumah tangga: sampah cair yang dihasilkan dari dapur, kamar mandi dan tempat
cucian. Sampah ini mungkin mengandung patogen.
Sampah
dapat berada pada setiap fase materi: padat, cair, atau gas. Ketika dilepaskan
dalam dua fase yang disebutkan terakhir, terutama gas, sampah dapat dikatakan
sebagai emisi. Emisi biasa dikaitkan dengan polusi.
Dalam
kehidupan manusia, sampah dalam jumlah besar datang dari aktivitas industri
(dikenal juga dengan sebutan limbah), misalnya pertambangan, manufaktur, dan
konsumsi. Hampir semua produk industri akan menjadi sampah pada suatu waktu,
dengan jumlah sampah yang kira-kira mirip dengan jumlah konsumsi.
C. Prinsip Pengolahan Sampah
Berikut
adalah prinsip-prinsip yang bisa diterapkan dalam pengolahan sampah.
Prinsip-prinsip ini dikenal dengan nama 4M, yaitu:
-Mengurangi
(Reduce)
Sebisa
mungkin meminimalisasi barang atau material yang kita pergunakan. Semakin
banyak kita menggunakan material, semakin banyak sampah yang dihasilkan.
-Menggunakan
kembali (Reuse)
Sebisa
mungkin pilihlah barang-barang yang bisa dipakai kembali. Hindari pemakaian
barang-barang yang sekali pakai, buang (bahasa Inggris: disposable).
-Mundur
ulang (Recycle)
Sebisa
mungkin, barang-barang yang sudah tidak berguna didaur ulang lagi. Tidak semua
barang bisa didaur ulang, tetapi saat ini sudah banyak industri tidak resmi
(bahasa Inggris: informal) dan industri rumah tangga yang memanfaatkan sampah
menjadi barang lain.
-Mengganti
(Replace)
Teliti
barang yang kita pakai sehari-hari. Gantilah barang-barang yang hanya bisa dipakai
sekali dengan barang yang lebih tahan lama.
BAB
3
ANALISIS
Pengolahan
Sampah
Untuk
menangani permasalahan sampah secara menyeluruh perlu dilakukan
alternatif-alternatif pengelolaan. Landfill bukan merupakan alternatif yang
sesuai, karena landfill tidak berkelanjutan dan menimbulkan masalah lingkungan.
Malahan alternatif-alternatif tersebut harus bisa menangani semua permasalahan
pembuangan sampah dengan cara mendaur-ulang semua limbah yang dibuang kembali
ke ekonomi masyarakat atau ke alam, sehingga dapat mengurangi tekanan terhadap
sumberdaya alam. Untuk mencapai hal tersebut, ada tiga asumsi dalam pengelolaan
sampah yang harus diganti dengan tiga prinsip–prinsip baru. Daripada
mengasumsikan bahwa masyarakat akan menghasilkan jumlah sampah yang terus
meningkat, minimisasi sampah harus dijadikan prioritas utama.
Sampah
yang dibuang harus dipilah, sehingga tiap bagian dapat dikomposkan atau
didaur-ulang secara optimal, daripada dibuang ke sistem pembuangan limbah yang
tercampur seperti yang ada saat ini. Dan industri-industri harus mendesain
ulang produk-produk mereka untuk memudahkan proses daur-ulang produk tersebut.
Prinsip ini berlaku untuk semua jenis dan alur sampah.
Pembuangan
sampah yang tercampur merusak dan mengurangi nilai dari material yang mungkin
masih bisa dimanfaatkan lagi. Bahan-bahan organik dapat mengkontaminasi/
mencemari bahan-bahan yang mungkin masih bisa di daur-ulang dan racun dapat
menghancurkan kegunaan dari keduanya. Sebagai tambahan, suatu porsi peningkatan
alur limbah yang berasal dari produk-produk sintetis dan produk-produk yang
tidak dirancang untuk mudah didaur-ulang; perlu dirancang ulang agar sesuai
dengan sistem daur-ulang atau tahapan penghapusan penggunaan.
Program-program
sampah kota harus disesuaikan dengan kondisi setempat agar berhasil, dan tidak
mungkin dibuat sama dengan kota lainnya. Terutama program-program di
negara-negara berkembang seharusnya tidak begitu saja mengikuti pola program
yang telah berhasil dilakukan di negara-negara maju, mengingat perbedaan
kondisi-kondisi fisik, ekonomi, hukum dan budaya. Khususnya sektor informal
(tukang sampah atau pemulung) merupakan suatu komponen penting dalam sistem
penanganan sampah yang ada saat ini, dan peningkatan kinerja mereka harus
menjadi komponen utama dalam sistem penanganan sampah di negara berkembang.
Salah satu contoh sukses adalah zabbaleen di Kairo, yang telah berhasil membuat
suatu sistem pengumpulan dan daur-ulang sampah yang mampu mengubah/memanfaatkan
85 persen sampah yang terkumpul dan mempekerjakan 40,000 orang.
Secara
umum, di negara Utara atau di negara Selatan, sistem untuk penanganan sampah
organik merupakan komponen-komponen terpenting dari suatu sistem penanganan
sampah kota. Sampah-sampah organik seharusnya dijadikan kompos, vermi-kompos (pengomposan
dengan cacing) atau dijadikan makanan ternak untuk mengembalikan
nutirisi-nutrisi yang ada ke tanah. Hal ini menjamin bahwa bahan-bahan yang
masih bisa didaur-ulang tidak terkontaminasi, yang juga merupakan kunci
ekonomis dari suatu alternatif pemanfaatan sampah. Daur-ulang sampah
menciptakan lebih banyak pekerjaan per ton sampah dibandingkan dengan kegiatan
lain, dan menghasilkan suatu aliran material yang dapat mensuplai industri.
Melalui
proses dekomposisi terjadi proses daur ulang unsur hara secara alamiah. Hara
yang terkandung dalam bahan atau benda-benda organik yang telah mati, dengan
bantuan mikroba (jasad renik), seperti bakteri dan jamur, akan terurai menjadi
hara yang lebih sederhana dengan bantuan manusia maka produk akhirnya adalah kompos
(compost).
Setiap
bahan organik, bahan-bahan hayati yang telah mati, akan mengalami proses
dekomposisi atau pelapukan. Daun-daun yang gugur ke tanah, batang atau ranting
yang patah, bangkai hewan, kotoran hewan, sisa makanan, dan lain sebagainya,
semuanya akan mengalami proses dekomposisi kemudian hancur menjadi seperti
tanah berwarna coklat-kehitaman. Wujudnya semula tidak dikenal lagi. Melalui
proses dekomposisi terjadi proses daur ulang unsur hara secara alamiah. Hara
yang terkandung dalam bahan atau benda-benda organik yang telah mati, dengan
bantuan mikroba (jasad renik), seperti bakteri dan jamur, akan terurai menjadi
hara yang lebih sederhana dengan bantuan manusia maka produk akhirnya adalah
kompos (compost).
Pengomposan
didefinisikan sebagai proses biokimiawi yang melibatkan jasad renik sebagai
agensia (perantara) yang merombak bahan organik menjadi bahan yang mirip dengan
humus. Hasil perombakan tersebut disebut kompos. Kompos biasanya dimanfaatkan
sebagai pupuk dan pembenah tanah. Kompos dan pengomposan (composting) sudah
dikenal sejak berabad-abad yang lalu. Berbagai sumber mencatat bahwa penggunaan
kompos sebagai pupuk telah dimulai sejak 1000 tahun sebelum Nabi Musa. Tercatat
juga bahwa pada zaman Kerajaan Babylonia dan kekaisaran China, kompos dan
teknologi pengomposan sudah berkembang cukup pesat.
Namun
demikian, perkembangan teknologi industri telah menciptakan ketergantungan
pertanian terhadap pupuk kimia buatan pabrik sehingga membuat orang melupakan
kompos. Padahal kompos memiliki keunggulan-keunggulan lain yang tidak dapat
digantikan oleh pupuk kimiawi, yaitu kompos mampu:(1)Mengurangi kepekatan dan
kepadatan tanah sehingga memudahkan perkembangan akar dan kemampuannya dalam
penyerapan hara.(2)Meningkatkan kemampuan tanah dalam mengikat air sehingga
tanah dapat menyimpan air lebih ama dan mencegah terjadinya kekeringan pada
tanah.(3)Menahan erosi tanah sehingga mengurangi pencucian hara.(4)Menciptakan
kondisi yang sesuai untuk pertumbuhan jasad penghuni tanah seperti cacing dan
mikroba tanah yang sangat berguna bagi kesuburan tanah.
Cara
Pengolahan Sampah
Pengolahan
sampah erat kaitannya dengan masyarakat karena dari sampah tersebut akan hidup
mikroorganisme penyebab penyakit(bakteri,pathogen) jadi sampah harus
betul-betul dapat diolah agar tidak menimbulkan masalah. Pengolahan sampah
meliputi pengumpulan, pengangkutan, sampai pemusnahan.
Cara
pengolahan sampah adalah sebagai berikut:
1. Pengumpulan dan pengangkutan
Pengumpulan
dan pengangkutan sampah adalah tanggung jawab msing-masing rumah tangga /
institusi penghasil sampah harus membangun tempat pembuangan dan pengumpulan
sampah, lal diangkat keTSP(tempat pembuangan sementara, lalu ketempat
pembuangan akhir).
2. Pemusnahan dan pengolahan
Pemusnahan
dan pengolahan sampah padat dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain :
· Ditanam( land fill),yaitu membuat lubang
didalam tanah kemudian ditimbun dalam tanah.
· Dibakar(incineration) yaitu membakar
sampah dalam incinerator.
· Dijadikan pupuk misalnya kotoran hewan
dikumpulkan menjadi pupuk kompos.
BAB
4
KESIMPULAN
DAN SARAN
Kesimpulan
Sampah
adalah barang yang dianggap sudah tidak terpakai dan dibuang oleh
pemilik/pemakai sebelumnya, tetapi masih bisa dipakai kalau dikelola dengan
prosedur yang benar.
Saran
Cara
pengendalian sampah yang paling sederhana adalah dengan menumbuhkan kesadaran
dari dalam diri untuk tidak merusak lingkungan dengan sampah. Selain itu
diperlukan juga kontrol sosial budaya masyarakat untuk lebih menghargai
lingkungan, walaupun kadang harus dihadapkan pada mitos tertentu. Peraturan
yang tegas dari pemerintah juga sangat diharapkan karena jika tidak maka para
perusak lingkungan akan terus merusak sumber daya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar